Selasa, 05 Februari 2013

Untukmu

Kutatap bayangmu dalam lamunanku,
Rasanya usai ku berlalu,
Mengubur rasa yang tersisa,
Adalah ketidakberdayaan,

Memeluk rindu adalah pilu,
Mengais kasih adalah sunyi,
Pada tebing tinggi,
...
Jiwa di keabadian,

Usai sudah langkahku,
Pada kekokohan diri,
Pada keyakinan hati yang tercabik,
Pada kepercayaan yang tersia,

Biar waktu mengalirkan resahku,
Membentuk anak sungai diharibaanku,
Tempatku bermuara di kefanaan,
Tempatku bernaung di kehampaan,

Aku tak kan susuri hatiku,
Cukuplah ketiadaberdayaan ini,
Menggilasku dalam dentuman waktu,
Dalam bisingnya keramaian,

Aku kan beranjak pergi,
Dari hati yang tiada di kekuatan,
Aku kan berlalu,
Dihati yang bukan millikku,

Mungkin aku adalah kekerdilan,
Diantara egoku yang kosong,
Diantara keyakinan yang rapuh,
Yang tak memiliki apapun lagi,

Percikan senyummu diatas getirku,
Saat kau tak tahu siapa diriku,
Saat kau samar mengenalku,
Saat kau bimbang dengan cintamu,

Namun hati ini kan bersemi,
Menyimpan dirimu dalam cintaku,
Yang tiada terpahami,
Dan tiada pula kumengerti,

Bersatulah dirimu dalam keyakinanmu,
Tepikanlah diriku dijalanmu,
Jangan kau pandang getirnya hatiku,
Menyembunyikan semua rasaku,

Bahagiamu adalah kasih yang abadi,
Ketulusanmu adalah cinta yang suci,
Kasihmu kan selalu bersemi dihati,
Mengiringi di setiap waktuku yang tersisa.