Senin, 15 September 2014

"Ketika aku jatuh cinta untuk yang pertama kalianya...."

Aku Via, Viviana Putri Al-Gibran, aku gadis berusia 16 tahun, aku duduk dibangku kelas 12 SMA, dengan jurusan IPS (Akuntansi). Aku punya sahabat, namanya niken, Niken Angelia, dia cerewet, humoris, cantik, pintar, dan dia umurnya lebih tua dari aku satu tahun, yap 17 tahun. Aku dan Niken bersekolah disalah satu SMA islam swasta di Jakarta.

Aku dan niken bersahabat dari kita di SMP. Banyak yang aku dan niken lakuin bareng-bareng, dari berangkat sekolah bareng, terlambat bareng, tidur dikelas bareng, makan bareng, sampai jatuh cinta sama orang yang sama pun bareng! Pokoknya banyak deh.

Awal Oktober 2012. Pagi itu aku dan teman-teman satu angkatan disekolahku sedang mengadakan Study Wisata. Yuppp,, bagian yang ditunggu-tunggu oleh semua murid disekolahku.

Lamongan, ya itu tujuan utama dari SW yang diadaain dari sekolah. Perjalanan dimulai. Demak tujuan pertama, aku dan niken turun di biss.
"Nik, ini jam berapa sih? Malem-malem ko kita berenti?" Tanyaku
"Udah jam 1an vi, ga tau nih" jawab niken
"Oh iya, paling ziarah kemakam" Via
"Lah vi, aku takuuu" Niken
"Aelah, sama aku juga. Haha" Via
"Ah, kamu depan deh jalannya" Niken
Aku berjalan didepan niken, turun dari biss tiba-tiba aku tersandung batu yang cukup besar, maklum karna gelam.
*Brrrrrrrrrrrrrrrrruuuuuuukkkk
"Aduuuuuuuhhh" Terikku
Sekejam semua orang yang ada didepan aku dan niken melihat dengan muka terkejut, ada beberapa orang yang menertawaiku, "siaaaal" dalam hatiku.
"Kamu gapapa vi? Sini aku bantuin" Tanya niken lalu menjulurkan tangannya kedepanku.
"Lumayan sih sakit, kakinya" Jawabku.
"Yaudah yuk, noh kita udah ditinggal" Ajak Niken.
Sekitar satu jam lebih kami satu rombongan beserta guru-guru selesai mengikuti acara yang pertama, Ziarah ke Makam Wali Sanga.
"Vi, aku ke toilet dulu ya, kebelet nih. Kamu mau ikut? Tanya Niken terburu-buru.
"Gak ah, kamu aja sana, aku mau bersihin lukaku dulu, keburu kering ntar. Hati-hati ada yang ngintip. Haha" Candaku
Niken pergi meningalkan aku yang lagi duduk disaung. Aku mengambil tissue di tas kecilku. Tiba-tiba ada yang dateng.
"Haii, kamu yang tadi jatuh ya?" Tanya seserong
"Iya, kenapa ya?" Jawabku, "Sumpah, suaranya bikin greget"batinku
"Gapapa ko, ini aku bawain plaster buat kamu"
"Makasih ya" kataku
"Sini aku pakein. Oiya namaku Adi, aku anak pindahan dari Bandung, aku anak IPA. Kamu Viakan?" Tanya Adi sambil memakaikan Plaster di kakiku.
"Iya, namaku Via. Salam kenal yah" Kataku.
"Udah nih" Kata Adi
"Makasih yah" Kataku
"Sama-sama" Adi
Tak beberapa lama Aku dan Adi mengobrol Niken datang.
"Yuk Vi, kita ke biss" Ajak Niken dengan muka bingung.
"Yukk Nik. Oiya lupa, nik kenalin ini Adi, adi kenalin ini Niken" kataku sambil berdiri.
"Adi" Kata Adi
"Niken" Kata Niken.
"Yaudah di, aku sama niken ke biss dulu ya, kamu gabung sana sama temen-temen kamu, hehe" Kataku
"Iya. Cepet sembuh ya Via" kata Adi tersenyum. "Ya Ampun, lesung pipinya. Manis banget" Batinku.
Aku cuma tersenyum dan pergi menuju biss.
"Ko aku baru liat si Adi yah?" Tanya Niken sembari duduk.
"Sama aku juga, katanya si dia pindahan dari Bandung, dia anak IPA" Jelasku.
"Oohhh gitu" Niken.
Jam menunjukkan pukul 03.18 WIB. Biss mulai melanjutkan perjalanannya.
Pukul 04.50 WIB kita sampai di kota tuban. Transit pertama.
"Ayo adek-adek kita sholat dulu, lalu mandi & makan. Trus kita cuss ke tujuan utama, Lamongan" Kata pemandu Biss.
"Nik, kamu turun dulu gapapa deh, aku mau nyari handuk nih, di tas paling bawah" kataku
"Gapapa nih?" tanya Niken.
"Gapapa Niken sayang" kataku.
"Yaudah" kata Niken, lalu pergi.
Disela-sela aku mencari handuk, di samping bissku ada biss yang di naikin sama adi. Wahh. Adi melihatku dan dia tersenyum, maniss bangeett. Dan aku juga membalas senyuman itu dan melambaikan tangan, lalu pergi menyusul Niken yang sudah menunggu.
Semua siswa sudah siap untuk sarapan, pemandu mengarahkan kami untuk makan yang cukup, jangan terlalu banyak, dan mengarahkan rute mengambil sarapannya.
"Nik, kita duduk disini aja yuk?"ajakku
"Yukk" Niken
Aku dan niken duduk di sebelah jendela.
"Haii, boleh gabung gak?" Kata seseorang.
"Boleh ko" Kataku dan Niken berbarengan. Itu Adi.
"Kenapa degdegan gini ya?"batinku.
Selesai makan aku, niken dan adi duduk santai sisamping biss.
"Nik, Vi, aku bolehkan jadi temen kalian?" tanya Adi
"Boleh ko, kita sih welcome sama siapapun. Ya gak Vi" jawab Niken.
"Yoii men. Btw kamu gak deket sama cowo satu kelas gitu?" tanyaku
"Ada sih, temen sebangku, namanya Radit Pangestu" jawab Adi
"Radit?" Tanya Niken dengan muka kaget.
"Iya radit, kalian kenal ya?" tanya Adi.
"Ciee Niken langsung merah tuh pipi, ciee. Haha" Candaku
"Dih, apaan sih. Jangan mulai deh" Niken dengan muka malu-malu.
"Di, bilangin ke Radit dapet salam dari Niken. Haha" Candaku.
"Oh, oke-oke. Jadi Niken sama Radit ada apa-apa nih critanya. Ciyee Niken. Haha" Canda Adi.
"Kaga dih, jangan bilang gitu DI, ntar dikiranya apaan. Hehe" kata Niken.
Sekitar 10 menit aku, Niken dan Adi bercanda bareng. Pemandu biss  menyuruh semua siswa masuk ke dalam biss masing-masing karena perjalanan menuju Lamongan akan dimulai kembali. Perjalan sekitar 1 jam dari Tuban menuju Lamongan.
Sekitar pukul 09.16 WIB kita sampai di salah satu Objek wisata yang ada di lamongan, yupp. Wisata Bahari Lamongan, Dufannya Jawa timur.
"Yukk, adek-adek kita turun dari biss. Kita main-main disini sampai jam 1 siang, lalu transit mandi, sholat dan makan disini, dan lanjut main-main lagi sampai jam 4 sore" kata pemandu biss.
"Horeee..." seru semua siswa.
Aku dan Niken turun dari biss. Entah kenapa secara kebetulan atau gimana biss yang aku dan niken tumpangi selalu bersampingan dengan biss yang di tumpangi oleh Adi. Niken berjalan didepanku, tiba-tiba saja dia berhenti.
"Oh Tuhan, betapa gantengnya Radit" cletuk niken
"Yaelahh, kenapa pake berenti segala sih nik?"tanyaku.
Niken tak menjawab pertanyaanku.
"Oh, pantess, ada radit. Eh, ada Adi juga." kataku sambil mendorong nniken yang lagi berhenti.
"Ko dorong-dorong sih Vi?" tanya Niken kaget.
"Lagian kamu pake nglamun segala. Lagi mikirin Radit tuh pasti."godaku
"Hehe, ka kamu tau sih?" tanya niken
"Taulah, yukk turun. Noh yang lain udah pada turun. Ntar kita di tinggal lagi" ajak aku.
"Yukk..."
Aku dan Niken pun berjalan menju gerbang WBL, tiba-tiba dari samping aku dan Niken.
"Haii, boleh gabung lagi?" kata Adi
"Haii, boleh ko" jawabku sambil tersenyum.
"Haii, Nik. Haii Vi" kata Radit yang berjalan di samping kanan niken.
"Haii, diit" sapaku dan niken.
"Ditt, kamu sama Niken cocok deh kalo lagi jalan kaya gini" gada Adi.
"Ahh, apaan sih Di." kata Radit yang mukanya mulai merah.
"Ciee, niken." candaku.
"Dih, apaan sih kalian" kata Niken yang mukanya mulai merah sama kaya Radit.
"Heheeee..."
Kami berempat pun masuk kedalam wahana.
"Vi, coba wahana itu yukk. Speed Flip" ajak Niken.
"Gak ah, takut. Kamu aja sana" jawabku.
"Lah, aku sendirian dong" kata Niken.
"Tuh ada Adi sama Radiit." kataku.
"Aku gak deh, takut juga" kata Adi.
"Yukk, sama aku Ken" ajak Radit.
"Yaudah deh, yukk." kata Niken.
Niken dan Radit pun meninggalkan aku dan Adi. Tampak Radit memegang tangan Niken sangat erat. "Pacaran aja deh mereka" batinku.
"Vi, kita ke istana boneka yuk?" ajak Adi
"Hah? Boleh deh yuk" jawabku.
"Yuk.." kata Adi, tiba-tiba tangannya menarik tanganku untuk digandengnya. "Ya Tuhan, makin deg-degan. Gaboleh jatuh cinta secepet ini" batinku.
Sambil menaiki kereta mini melihat-lihat boneka yang dipajang sana sini tangan Adi ga mau lepas dari genggamannya. Berasa deket banget sama dia.
Sekitar sepuluh menitan aku, niken, adi dan radit kumpul lagi, tampak muka cemas niken dan radit, mungkin ketakutan karna habis naikin wahana yang muter-muter kaya baling-baling.
"Eh, kalian kenapa. Ko kaya takut gitu?" tanya Adi, bertanyapun tangannya gak lepas dari genggaman itu.
"Serem banget tauuuuuuu, ga mau lagi deh" jawab Niken.
"Iya bener, kapok. Uhhh. Aduh Ken, kayanya ada yang lagi bunga-bunga nih" canda Radit.
Tanpa pikir panjang Adi melepaskan ganggamanya.
"Ken, anterin ke KM yuk" ajakku.
"Yukk. Tinggal dulu ye. Kalian main aja sono" kata Niken. Kami berdua pun meninggalkan Radit dan Adi. Keliatan cemas muka Adi pas aku dan niken pergi.
"Ken, ko aku jadi takut yah sama Adi?" tanyaku sambil mencuci tangan.
"Lah, kenapa takut? Kamu sukakan sama Adi?" tanya Niken.
"Eh, kata siapa? Gak ko." jawabku.
"Udah gak usah bohong. Aku tau ko. Keliatan dari muka kamu" Niken.
"Udah yukk, kita keluat lagi" ajakku.
Aku dan nikenpun berjalan mencari-cari wahana yang setidaknya gak menakutkan.
"Ken, naik Crezi Car yuk?" ajakku
"Yuk.." Niken.
Tiba-tibaaaaaaaaaaaaaaa.
"Eh, kita ikutan dong, aku sama niken yah , kamu sama adi" kata radit tiba-tiba.
"Boleh deh, yuk Ditt" kata Niken.
Niken dan Raditpun mulai memasuki wahana. Aku dan adi mendapat giliran ke dua.
"Yukk Vii" ajak Adi, dan langsung menggenggam tanganku lagi.
Kami berduapun menaiki wahana itu.
"Kalo kamu takut kamu boleh pegangan aku ko, peluk kalo kamu takut yah vii" kata Adi, aku hanya mengangguk.
Permainan dimulai, lama-kelamaan semakin kencang jalannya si mobil yang kita naiki, jalannya penuh perbelokan, tanpa pikir panjang aku memeluk adi dari belakang.
"Maaf ya Di" kataku
"Iya gapapa ko" kata Adi.
Kami berduapun berteriak dengan kencang. "aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.........."
5 menit berlalu permainanpun berhenti.
"Ya ampun, pusing banget" cletekku.
"Kamu ko keliatannya pusing gitu Vi?" tanya adi
"Mayan nih" jawabku
"Yaudah kita duduk disana yuk." kata adi sambil memegang tanganku.
Aku dan Adipun duduk di atas saung, sampingnya ada patung kodok, banyak bangeeeeeet.
"Nih minum"kata adi memberikan sebotol kecil minuman kaleng.
"Makasih di" kataku.
Adi hanya tersenyum. Yupp, manis banget kalo lagi senyum.
"Vii, foto yuk, buat kenang-kenangan?" ajak Adi.
"Yukk. Aku bawa kamera nih, ntar ya aku ambil dulu."kataku sambil membuka tas yang aku bawa.
"Yuk, kita timer aja yah? kataku.
"Boleh.." adi.
Ada beberapa foto yang Adi cuma sendirian.
"Vii, kita naik Rotary Coaster yuk?" Ajak Adi.
"Yukk..." kataku.
Tapa pikir panjang adi lagi-lagi memegang tanganku. Aku dan Adipun menaiki permainan tersebut. Aku dan adi duduk berdua, besampingan. Tiba-tiba adi merangkul pinggangku. "Ya ampun makin degdegan. Tapi ko malah makin kelewatan yah ni anak" batinku.
"Di, ko semakin tinggi? Aku takut.." kataku ketakutan.
"Kamu kena vii?" Tanya Adi cemas.
"Aku takut tinggi dii...... Pengen tirunn" tangisku.
"Ya ampun kasian bangeet, sini-sini. Sebentar lagi kita turun ko." kata Adi menenangkan aku, dia memelukku.
"Udah jangan nangis, gapapa ko, udah mau turun nih, jangan nangis yah.." bujuk adi.
Beberapa menit kemudian kita turun.
"Kamu gak papa Cii?" tanya Adi.
"Udah gapapa ko, makasih ya. Makasih bangeet." kataku
"Iya sama-sama" Adi dengan senyumnya yang manis.
"Yaudah kita kesaung aja yuk yang deket tebing itu, nyaman deh kayaknya." Ajak Adi.
"Yukk...." aku.
"Kamu tunggu sini ya, aku cari Niken sama Radit dulu, sekalian jari minum juga" kata Adi yang lalu meninggalkanku.
Tepat pukul 12, aku duduk sendirian, aku coba menghibur diri dengan membuka kamera, melihat-lihat. "Adi, kenapa kamu begitu baik? Apa aku jatuh cinta sama kamu? Apakah ini cuma perasaanku saja?"batinku. Tak beberapa lama Adi, Niken dan Radit datang.
"Duh, kasian banget sahabatku sendirian disini. Ohh, lagi liati fotonya Adi. Ciee" gurau Niken.
"Dihh, apaan sih ken. Dari mana aja sih?" tanyaku sambil mematikan kameraku dan menaruhnya di tas.
"Naikin semua wahana yang ada di sini dong. Ya ngga Dit?" Niken
"Yoii, kalian kemana?" tanya Radit.
Aku hanya melirik sekilas ke Adi, mengkodekan kalo gak usah bilang aku nangis. Dan mungin adi mengerti.
"Kita juga nyobain banyak wahana ko. Yuk kita keluar, temen-temen kayaknya udah pada ngumpul tuh didepan." ajak Adi.
"Yukkk.." kata Niken.
Aku dan niken berjalan didepan Adi dan radit.
"Vii, ko diem aja sih?" tanya Niken.
"Gak papa ko Ken." jawabku singkat.
Sepintas aku mendengarkan percakapan Adi dan Radit.
"Gimana pdktnya sama Niken?" tanya Adi.
"Berhasil, sedikit susah sih. Tapi mayanlah ada kemajuan. Kalo kamu gimana?" tanya Radit balik
"Hmm.. Gini deh, mayan dah" kata Adi.
"Ya ampun, adi suka sama aku? Ga mungkin" Batinku.
Jam menunjukan pukul 2.15 WIB, semua siswa, guru-guru, dan pemandu telah selesai makan siang. Aku dan Niken bergegas menuju ke biss.
"Ken, aku mau tidur aja ya, capek. Kalo kamu mau main sana, cari temen gih" kataku
"Gapapa nih aku tinggal?" tanya niken.
"Iya gak papa. Sana gih. Have fun yah" kataku.
"Oke, yang nyenyak ya tidurnyaa. Byee"  kata niken sembari meninggalkan aku.
Aku duduk sendirian di tempatku, ada beberapa temen sekelasku yang lagi ngobrol, tidur, main game, main hp. Ada sekitar 10 anak yang ada di biis.
Aku duduk santai, sambil mendengarkan musik di earphone di hpku. Lagu sammy simorangkir, yupp. Dia idolaku. Tak beberapa lama aku terlelap tidur. Lumayan tidur satujam setengah. Aku terbangun, niken sudah ada disampingku, dengan muka yang amat kelelahan.
"Udah bangun? Mandi gih sana." kata Niken.
"Kamu udah emang?" tanyaku.
"Udah, tadi berenang" jawab Niken.
"Yaah, aku ditinggal. Yaudah deh aku mandi dulu deh sekalian sholat." kataku sambil mengambil peralatan mandi dan sholat ditas.
"Aku mandi dulu ya. Byee" kataku.
"Iyaa, ati-ati ya" kata Niken.
Aku beranjak pergi meninggalkan niken dan terun dari biss.
"Vii, mau kemana?" tanya Adi tiba-tiba.
"Mau mandi sama sholat nih. Tinggal dulu ya." kataku pergi meninggalkan adi yang berdiri di samping pintu biss yang aku tumpangi. Dia hanya terdiam, mungkin bingung dengan sikapku.
Pukul 4 sore aku selesai. Aku berjalan bersama Salsa, temen satu kelas. Aku melihat Adi duduk di pintu biss yang aku naiki.
"Sa, kita lewat pintu blakang aja yuk. Kita muter kesana." kataku sambil menujuk arah. Yupp, menghindar dari Adi. Aku dan Salsapun berjalan memutar, dan masuk dari pintu belakang biss.
"Loh Vii, ko lewat belakang?" tanya niken bingung.
"Lagi pengen aja" jawabku sambil menaruh peralatan yang aku bawa.
"Vii, aku keluar dulu yah, mau cari cemilan nih. Mau nitip gak?"kata niken.
"Boleh deh, nih duitnya. Biasa ya kesukaan aku jangan lupa" kataku
"Sipp boss" kata niken, lalu pergi meninggalkanku.
Aku duduk dan kembali mendengarkan musik dari earphone dihpku.
"Ku ingin dia yang sempurna...
Untuk diriku yang biasa... 
Ku ingin hatinya, ku ingin cintanya...
Ku ingin semua yang ada pada dirinya..." nyanyi kecil.
Tiba-tiba ada yang duduk disampingku. Adi.
"Ko udah disini?" tanya Adi.
"Eh, iya nih. Kenapa?" tanyaku. Sambil melepaskan earphone dari telingaku.
"Kamu gapapakan?" tanya adi
"Gapapa ko, lagi pengen sendiri aja" jawabku.
"Oh, gitu. Yaudah deh aku turun dulu" kata adi sambil meninggalkanku, beberapa langkah dia menoleh kebelakang untuk sekedar melihatku. Tapi aku tak memperdulikannya.
"Ada apa ini Tuhan?" batinku. Aku kembali memasang earphone di telingaku. Tak lama kemudia Niken datang,
"Vii, tadi adi kesini yah?" tanya Niken.

"Iya, kenapa emang?" tanyaku sambil melepaskan earphone dari telingaku.
"Mukanya kaya lesu gitu, aku tanya malah ga dijawab. Kamu lagi marahin dia?" tanya niken.
"Marahin apaan coba, orang aku lagi pengen sendiri ko. Mana snakenya? Laper nih." kataku
"Dih, kasian tau. Nih." kata niken sambil memberikan snake yang dia beli tadi.
Aku mengambil snakenya dan memasang earphone di telingaku lagi. Sambil ngemil gitu. Pukul 5 sore, tepat. Pemandu biss mengumumkan bahwa berwisata di WBL telah selesai, selanjutnya kita akan transit untuk sholat, makan lalu pulang, dan berhenti di semarang untuk membeli oleh-oleh.Perjalanan dimulai, back go home. "yeeeeeeeeeeeyyy..."
Setelah selesai transit untuk sholat dan makan, kita melanjutkan perjalanan pulang. Ada yang beda karena Adi dan Radit tidak bergabung dengan aku dan Niken. Mungkin di marah sama aku.
Pukul 8 malam, karokean di biss itu menyenangkan. Cape yang dirasain itu ilang. 
*drrrrrrtt drrrrrrrrtt* Getar hpku, ada sms tandanya.
"Vii, kamu marah sama aku? Adi" sms yang masuk.
"Engga ko, kalem aja. Btw, dapet nomerku dari siapa?" balas smsku.
"Dari Radit. Dia dari Niken" balesnya.
Aku tak membalasnya lagi. Aku kembali menikmati perjalanan dengan berkarokean bareng temen-temen. Lumayan lama, aku merasa capek. Aku putuskan untuk tidur. Pukul 4 pagi, transit sholat dan mandi. Pukul 6 pagi dilanjutkan untuk sarapan. Kali ini Radit dan Adi bergabung dengan aku dan Niken.
"Vii, aku ke toilet dulu ya." Kata Niken pergi.
Aku melanjutkan makan, aku tak menghiraukan percakapan yang Adi dan Radit lakukan. Setelah selesai makan.
"Dit, Di, aku kebiss dulu ya" kataku beranjak pergi.
Setelah sampai di biss Adi menyusulku kedalam biss. "Ngapain ni anak ngikutin aku"batinku.
"Vii.." panggil adi.
"Ya, kenapa?" tanyaku.
"Ko kamu beda?" tanya adi
"Beda kenapa?" tanyaku balik.
"Ya beda, kamu kaya ngejauh gitu dariku" jelas adi.
"Mungkin itu cuma perasaan kamu aja.." kataku.
"Kamu yakin?" tanya adi dengan muka cemas.
"Iya..." jawabku singkat.
"Oh yaudah aku pergi dulu ya." kata dia sambil melihatku dengan muka cemas.
Aku hanya tersenyum.
Perjalanan berlanjut, dan akhirnya sampai juga di semarang.
"Yeey,, belanja.." terdengar sorakan temen-temen.
Pemandu biss mengarahkan ke pusat perbelanjaan yang cukup besar, dan semua siswa harus berkumpul di biss masing-masing tepat di jam 11 siang. Semua siswa dengan muka yang gembira memasuki pusat perbelanjaan tersebut. Seperti biasa aku dan Niken berjalan di bagian akhir.
"Ken, mau belanja apa ya? Ko bingung? Haha" kataku sambil tertawa.
"Yang ada aja dah.. Haha" kata niken.
Aku dan niken berjalan masuk tiba-tiba. 
"Ken, bareng sama aku yuk?" ajak Radit.
"Tapiiii...." jawab niken sambil melirik ke arahku.
"Udah sana, aku gak papa ko sendirian. Udah sana sekalian pdkt kalian berdua" kataku.
"Beneran nih?" tanya niken.
"Beneran niken sayanggg, udah ah sana.." kataku sambil mendorong niken.
Niken dan radit pergi meninggalkanku, mereka bergandengan tangan layaknya seperti orang pacaran. "Sendiri lagi deh.." cletukku.
"Haai, vi ko sendirian?" Tanya Adi tiba-tiba sedah berdiri di samping kananku.
"Haai di, iya nih..." kataku.
"Boleh dong bareng. " kata Adi sambil tersenyum "Ya ampun manis bangeeeeet senyumnya" batinku.
"Boleh ko, yukk" jawabku.
Seperti biasa adi selalu menggandeng tanganku, seperti tak mau aku pergi darinya.
"Kamu mau beli apa Vii?" tanya adi
"Gatau nih, topi kayaknya." kataku. Tanpa pikir panjang adi langsung menggandengku dan menuju tempat penjualan topi.
Aku dan Adi memilih topi yang pas, sambil sesekali bergurau. "Kenapa aku bisa sesenang ini di kalo sama kamu?" batinku.
Tak beberapa lama aku dan Adi membeli topi yang sama jenisnya namun beda warna, aku merah-hitam dan adi hitam-putih.
"Mau beli apa lagi yah?" tanyaku
"Baju boleh tuuh.." kata adi sambil menunjukan arah tempat untuk beli baju.
"Boleh deh yuk." aku berjalan mendahului adi agar tanganku tak digenggamnya lagi.
"Vii, aku kesana dulu ya.." kata adi sambil meninggalkanku. Aku memilih beberapa baju untuk mama dan kakaku. Untuk ayah, aku cuma mengirimkan do'a agar dia di tempatkan disisi-Nya. Ayahku meninggal ketika menjemputku pulang dari smp. Beliau mengalami kecelakaan karena bertabrakan dengan sebuah Truk.
"Adi mana ya? Ko lama banget.." cletukku.
Sekitar 10 menit aku menunggu Adi, dari kejauhan aku melihatnya dengan seorang. Seorang.. Wanitaa? Salsa? "Ya Tuhan, kenapa hati ini rasanya ingin marah?" batinku. Tanpa pikir panjang aku pergi dari toko yang tadi aku membeli baju. Aku menuju ke sebuah toko sepatu. "Wahhh, ini yang aku cari nih. Akhirnya nemu juga" cletukku dengan muka senang, sekilas aku tak memikirkan apa yang Adi dan Salsa lakuin. Setelah muter-muter beli ini, itu akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke biss dan melanjutkan untuk tidur.
Setelah sampai di biss, aku menaruh semua belanjaanku. Lalu aku memasang earphone di telingaku dan aku mulai tertidur. Pukul 11,
"Vii, bangun.. Vii.." Niken membangunkanku.
"Eeeee.. Iya ini bangun. Ada apa sih?" tanyaku.
"Kita mau pulang. Hehe" kata niken cengengesan.
"Yaelah, ngapain bangunin segala sih ken? Nanggung nih.." kataku 
"Hehe... Oiya tadi Adi kesini katanya nyariin kamu.." kata niken.
"Udahlah biarin. Toh aku udah disini dari tadi." kataku.
"Lah, bukannya tadi bareng ya?" tanya niken.
"Dia pergi ninggalin aku.." jawabku.
*Dddrrrrrrrrrrrrrttt*Drrrrrrrrttttttttt*
Sms masuk. "Vii, maafin aku yah. Maaf bangeet. Bukan maksud aku ninggalin kamu :(" sms dari adi.
"Loh ko gadi bales?" tanya niken sembari melihat sms yang masuk di hpku.
"Males ah.. Aku mau tidur dulu. Jangan gangguin ya. Kalo ada yang penting banget tinggal bangunin aja, gapapa" kataku sembari memasang earphone di telingak, tak beberapa lama akupun tertidur.
Pukul 1 siang aku di bangunkan Niken, transit makan dan sholat. Lalu melanjutkan perjalanan menuju Jakarta..
Pukul 4 sore kita berhenti lagi untuk transit sholat. Pukul 2 Pagi kami sampai di Jakarta.
Semua siswa berkumpul di Lapangan sekolah, pagi-pagi, dengan kembalinya di kota jakarta. Semua siswa pulang ke rumah masing-masing.
"Vii, aku balik dulu ya.." kata niken
"Iya sana, hati-hati yah. Salam buat mamamu" kataku.
"Kamu gapapa aku tinggal disini sendirian? Kalo mau bareng ayo. Mumpung pake mobil" kata niken
"Gak usah, aku udah sms kakaku ko, kalem aja. Sana pulang gih.." kataku sembari mendorong niken menuju mobilnya.
"Yaudah deh. Sampe ketemu besok yah Vii. Byee.. " kata niken masuk mobil dan pergi meninggalkanku.
Aku duduk di depan pintu gerbang sekolah sembari menunggu kakaku datang.
Tiba-tiba..
"Vii, ko sendirian?" tanya Adi menghampiriku.
"Iya nih.." kataku sambil bermain hp.
"Kamu dijemput siapa?" tanya adi duduk disebelahku.
Aku tak menjawab, tak beberapa lama kakaku datang.
"Haii cill, yuk balik. Nih helmnya" kata Ka Vian sembari menyerahkan helm .
"Yukk..." kataku sembari menerima helm yang diberikan ka Ian. Aku tak memperdulikan adi, dia hanya melihatku..
"Tadi kamu sama siapa Vii?" tanya ka Ian sembari menyetir.
"Itu Adi anak baru. Tau dah. Dia sok akrab banget ka sama aku.." jelasku.
Ka Ian tak menjawab. 15 menit kemudian kita sampai dirumah.
"Assalamua'laikum.. Mah.. Aku pulang... " aku, sembari melepas sepatu yang aku kenakan.
"Wa'alaikumsalam.. Alhamdulillah selamat.. Duduk sini dulu ya, mama bikin teh anget buat kamu sama kakamu.." kata mama pergi ke dapur.
"Oiya ka, nih oleh-olehnya.." kataku sembari memberikan oleh-oleh untuk ka ian.
"Wah,, ade yang baik. Makasih ya.." kata ka ian sembari mengelus-elus kepalaku. Aku hanyatersenyum.
"Wihh, keren banget... Sandalnya pas lagi.." kat ka ian dengan muka senangnya.
"Wah, bagus yah. Buat mama mana nih dee.." kata mama sembari menaruh teh anget di meja ruang tamu.
"Emm, mana yah.. Ini dia." kataku.
Mama membuka tas yang aku berikan dan katanya bagus. Aku membawa tehku ke dalam kamar.
"Aku ngantuk mah, tidur dulu ya..." kataku lalu pergi.

Ke esokan harinya, pukul 9 pagi aku bangun. 
"Vii, kita masuk siang" sms dari niken.
"Iya ntar aku jemput kamu.. " balasku.
"Okee.." bales niken.
Pukul 10 pagi aku mandi dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah.
"Sarapan dulu de.." kata ka Ian.
"Loh, kaka ga kuliah?" tanyaku bingung.
"Kaka masuk kelas malem..." jawabnya.
"Oh, gitu.." kataku sambil duduk.
"Mama udah berangkat yah ka?" tanyaku lagi sembari makan.
"Udah dari tadi. Kamu sih molor mulu..." ledek ka Ian.
"DIh, kan capek kaka.. Aku mau berangkat nih.. Jaga rumah yee.." kataku sambil bersalaman dengan ka Ian.
"Hati-hati yah cill. Ntar pulang beliin kaka jajan yang kek biasanya yee.." kata ka ian.
"Iya dah. Assalamualaikum.." kataku pergi menuju bagasi mengambil motor.
10 menit aku jalan, sampai dirumah niken.
"Pagi tante.. Udah cantik aja nih. Bagi rahasianya dong. Hehe.." kataku menyapa tante Sekar, mama Niken.
"Udah siang Via.. Kamu cantik ko. Hehe.." bales tante Sekar.
"Oiyaa, hehe.. Tante bisa aja. Niken mana tan ?" tanyaku.

"Tuh, lagi pake sepatu. Ga masuk dulu Nak Via? Sarapan dulu disini. Atau minum susu bareng tante yukk..." ajak tante Sekar.
"Hehe, makasih banget tante Sekar yang cantik. Kebetulan aku udah sarapan ko dirumah tadi.." kataku.
"Berangkat yukk.. Ntar telat deh... " kata niken dateng tiba-tiba.
"Yukk, kita brangkat dulu ya.." kataku sembari bersalaman dengan tante Sekar.
"Mah, aku berangkat dulu yah..." kata niken sembari bersalaman dengan Mamanya.
"Iya, hati-hati ya sayang, hati-hati juga Nak Via.." kata tante Sekar.
Tanpa pikir panjang aku menancap gas motor kesayanganku, Viviana. Yup, itu nama panjangku, sengaja aku pake nama itu di motor kesayanganku. 
10 menit akhirnya sampai disekolah.
"Aduh, masih capek aku sebenarnya Vii.." keluh Niken.
"Yaelahhh, semangat dong! Masa lesu kaya gitu.. Senyum anak manis.." godaku.
"Yaudah, masuk yuk, pen tidur. Haha" kata niken ketawa.
"Yukk.." kataku.
Aku dan niken berjalan menyusuri koridor-koridor sekolah. Lumayan udah rame si.. Kelasku ada di lantai 2, sekilas aku melirik dimana kelas Adi.
Ada di lantai 1 IPA 2, aku melihat dia sedang duduk mengobrol dengan Radit.
"Vii, aku mau kamar mandi dulu ya, biar ga ngantuk gitu.. " kata niken sembari meninggalkanku.
"Yaudah sana, hati-hati.." kataku.
Aku melanjutkan jalanku menuju kelas. Ada salsa di depan pintu kelas.
"Haii, Vii. Nih buat kamu.." kata salsa memberikan sebuah kotak yang lumayan besar.
"Apa ni sa?" tanyaku heran.

"Gak tau, bukannya dirumah aja ya Vii.." kata salsa pergi masuk ke kelas.
Aku masih bingung, ini dari siapa? Kenapa salsa tiba-tiba? Ah udahlah.
Aku masuk kelas dan duduk. Kebetulan tempat dudukku di baris depan dekat dengan meja guru.
Pukul 11.15 pelajaran dimulai, matematika dan dilanjutkan dengan pelajaran bahasa indonesia. Bel istirahatpun berbunyi.
"Tugas lagi, baru pulang juga, duh.. " cletuk niken.
"Sabar ken, maklumin aja gitu.." kataku menepuk pundak niken.
"Jajan yuk, laper nih.. Udah jam 2 nih, ntar keburu masuk..." ajak niken.
"Aku nitip aja ya. Hehe.." kataku sambil tertawa.
"Jah, kenapa ni bocah? Yukk ah, jalan sendiri aja. Ayoooo.." kata niken memaksaku.
"Iya bawel.. Hehe " kataku sambil tertawa.

"Dih, apaan sih.." kata niken cemberut.
Aku dan Nikenpun berjalan menuju kantin. 
"Kamu mau apa ken? Kamu tunggu sini deh ntar aku yang beli.." kataku
"Bakso aja ya.. Sama es jeruk.." kata niken.
"Oke bosss..." kataku pergi.
Aku membeli bakso dan mie ayam kesukaanku. Dan 2 es jeruk.. Tak beberapa lama pesananku datang, segera aku menghampiri niken yang tengah kelaparan.
Ko niken sama 2 cowok ? Siapa ya? 
"Nih ken.." kataku memberikan bakso dan es jeruk di atas meja.
"Haii, Vii.." sapa Adi.
Aku hanya tersenyum.
"Ditt, mau ga bakso?" tawar niken pada Radit.
"Gak deh, buat kamu aja.. " jawab radit.
Aku memakan makananku tanpa menawari untuk adi maupun radit. "Jujur aku masih kesal dengan adi.. Gak tau kenapa alasannya.." batinku. 
Tak habis makananku. "Ken, aku ke kelas dulu ya.." kataku sambil berdiri lalu pergi. Beberapa aku melangkah tiba-tiba ada yang memanggil namaku.
"Vii.. Viia.. Tunggu.." kata seseorang berlari mengejarku.
Aku menoleh, dan.. AKupun berlari ketakutan. Ntah apa yang membuat aku lari terbirit-birit.
Aku menuju kamar mandi, lelaki yang mengejarku tak lagi mengikutiku, ya itu adi.
"Untung ada kamar mandi. Huuuuuuuuuh.." kelihku.
"Udah gak ada adi lagi nih, masuk kelas ah.." kataku sembari melihat sebelah kanan kiri pintu toilet lalu pergi menuju kelas. 
Dari kejauhan aku melihat adi  berada di depan kelasnya, dibawah tangga jalan menuju kelasku.
"Ah, gila ni cowo. Putar balik ah.. " kataku sembari membalikan badan dan menuju tangga jalan di ujung koridor sekolah. Seharusnya sih masih setengah jalan lagi, tapi ini jadi satu setengah jalan lagi karena putar balik.
5 menit udah nyampe di depan kelas. "Untung udah gak ada ni bocah.." celetukku.
"Masuk ah.." kataku menuju pintu, tiba-tiba aku melihat adi menaiki tangga depan kelasku.
Aku segera masuk dan ngumpet di meja paling belakang. Sekilas aku melihat adi mencari-cari, seperti orang kebingungan. Karena capek mungkin dia pergi dan kembali menuruni tangga menuju kelasnya.
Bel masukpun berbunyi, *teeeeeeeeeeeettt*. Pukul 4 sore bel pulangpun berbunyi. *teeeeeeeeettt,, tetttttttttttttt"
"Vii, aku balik dulu ya.." kata niken sembari membereskan buku.
"Loh, gak bareng sama aku?" tanyaku
"Aku mau dianter sama Radit.. Hehe " jawab niken
"Ciiee, good luck deh ya.. Cepet jadian deh kalian. Yaudah sana. TTDJ yak.." kataku.
Niken hanya tertawa kecil lalu pergi meninggalkanku.
"Kotak yang tadi di kasih salsa udah ditas nih, gak ada yang ketinggalan.." kataku sembari melihat-lihat lorong mejaku.
Aku pergi meninggalkan kelas berjalan menelusuri anak tangga, menyusuri koridor sekolah dan menuju tempat parkir.
Aku mengambil motor dan menacap gasnya. Tiba-tiba ada memberhentikan langkahku dan motorku didepan gerbang sekolah. Motor berwarna Hitam-kuning, Yamaha YZR M1. Lelaki itu melepaskan helm yang ia pake, nggak asing sama jaket yang ia pake. "Adiii.." sepintas nama itu melayang di otakku.
Tanpa pikir panjang aku turun dari motorku tanpa melepaskan helm kesayanganku. 
"Heh, ngapain motong jalan? Mau cari mati?" kataku sedikit membentak.
"Adii??" aku, lumayan kaget ternyata yang memotong jalanku adalah Adi.
Tanpa pikir panjang aku langsung menaiki motorku, men-start-er motoku. Tapi adi mengikutiku dan berdiri di depan motorku.

"Vii, kamu kenapa? Kok menghindar dariku?" tanya adi dengan muka sedih.
"Mungkin itu cuma perasaan kamu aja, udah minggir aku mau balik. Udah sore nih.." kataku.
"Beneran kamu nggak kenapa-napa?" tanya adi memastikan.
"Iya gak papa, udah minggir. Aku tabrak nih kalo gak mau minggir.." kataku sedikit mengancam.

"Coba kalo berani..." kata adi melawan perkataanku.
"Di, beneran deh jangan main-main.." kataku serius.
"Iya deh, aku mau minggir asalkan kamu mau menerima tawaranku.." kata Adi
"Tawaran apa adi?" tanyaku
"Kamu mau dinner sama aku nanti malam... Gimana ?" tanya adi.
"Gak tau deh.. " jawabku.
"Kalo gak mau aku gak bakalan minggir nih" tantang adi.
"Iya deh, iya..." kataku pasrah.
"Nah gitu dong. Nanti aku sms deh alamatanya. Jangan lupa ya.. Udah sana pulang, hati-hati cantik.." kata adi sedikit merayu..
Aku hanya diam lalu pergi, seperempat aku jalan, sekilas dari spion ada yang mengikutiku. "Duh, ngapain nih bocah ngintilin.." batinku sembari melirik ke arah spion. Aku mempercepat kendaraan motorku. 10 menit kemudian aku sampai di rumah, aku membuka gerbang. Aku melihat adi di perempatan jalan arah kerumahku, lalu dia putar balik. "Mungkin ingin tau rumahku kali ya..." batinku.
Pukul 7 malam. *drrrrrrrrrrrtt drrrrrrrrrttttt* getar hpku.
"Sampai ketemu di cafe Ocha & Bella ya. Dandan yang special buat aku. Hehe" sms dari si adi.
"Inikan cafe buat orang pacaran, tempatnya romantis pula. Duh.." cetusku.
"Pake dress ini aja deh.." kataku sembari memilah-milih dress yang mama berikan ke aku. Dan aku memutuskan mengambil dress batik berwarna biru muda. Kelihatan manis dan cantik kata mamaku. Aku sedikit memoles wajahku dengan bedak, lipstick merah muda. Dan memakai aksesoris jam dan beberapa gelang. Sudah siap.
"Kamu mau naik apa de?" tanya mama
"Taxi aja deh. Kalo pake motor percuma." kataku.
"Yaudah yuk cari didepan.." ajak mama. Aku dan mamapun keluar rumah, setelah sampai gerbang, menunggu beberapa menit akhirnya ada taxi lewat juga.
"Aku berangkat dulu ya mah.." kataku sambil mencium tangan mamaku.
"Iya de, hati-hhati ya. Pulangnya jangan malem-malem." kata mama sambil mengelus-elus kepalaku. Lalu aku naik taxi dan meninggalkan mama. 20 menit berjalan akhirnya sampai didepan cafe. 

"Aku duduk di dekat jendela, aku pakai jas warna hitam" sms dari adi.
Aku berjalan masuk dan melihat-lihat sekeliling cafe tersebut, mancari-cari dimana adi duduk. Di sudut kanan dekat dengan jendela, akhirnya ketemu juga.
"Haii Di.." sapaku.

"Haii Vii..iiii..." sapa balik adi, dia melihatku dari ujung kaki sampai ujung kepala, seperti orang kaget.
Aku hanya tersenyum.
"Oiya, duduk.. Duduk.." kata adi mempersilahkan aku untuk duduk dengan grogi.

"Kita pesen makanan dulu ya.." kata adi sambil melihatku teru dan terus. Aku hanya tersenyum
Aku dan adi memesan makanan yang sama Ocha & Bella Dessert Platter dan minuman yang sama Iced Lemon Lime Tea.
Sembari menunggu pesanan datang adi membuka percakapan kita.
"Kamu cantik banget vii malam ini.." kata adi sambil tersenyum.
"Kamu juga ganteng banget malam ini.." kataku sambil tersenyum.
"Oiya, kamu udah buka kotak yang tadi di berikan salsa?" tanya adi.
"Aduh, aku lupa belum buka, masih ditas." kataku sedikit bingung.
"Jangan lupa dibuka ya nanti.." kata adi sambil tersenyum
"Oh, jadi kotak itu dari kamu?" tanyaku dan adi hanya mengangguk sambil tersenyum. Tak beberapa lama kamu mengobrol pesananpun datang. Aku dan adi memakan masakan itu.
Sekitar satu jam aku dan adi duduk dan makan tiba-tiba adi memegang tanganku. Dan..........
"Vii, aku mau ngomong sesuatu.." kata adi serius. Sumpah jantungku rasanya dagdigdug banget, gak karuan banget rasanya.
"Iya, apa di?" kataku sambil melihat tanganku yang digenggam adi, lalu melihat matanya.
"Aku sayang sama kamu, mungkin ini terlalu cepat buat aku ngomong kaya gini.." ujar adi.
Aku bingung apa yang harus aku jawab, aku diam, aku menundukan kepalaku.
"Vii, ko diem?" tanya adi sambil mengelus-ngelus tanganku.
Aku hanya cengengesan gak penting.
"Kamu mau jadi pacarku Vii?" tanya adi sekali lagi.
"Aduh, gimana yah di.." kataku bingung.
"Kamu gak perlu jawab sekarang, kalo kamu ragu sama aku.." ujar adi.
"Aku mau..." aku berhenti sejenak untuk mengambil nafas. "Aku mau kita temenan dulu, aku mau konsen sama ujian. Aku mau kenal kamu lebih jauh lagi." kataku sedikit gugup.
"Sampai kapan Vii?" tanya adi.
"Sampai.. Sampaii.. Sampai kelulusan aku dan kamu diterima di Universitas yang kita mau..." jawabku.
Adi melepaskan genggamannya. "Jadi, aku harus menunggu selama itu?" tanya adi dengan raut muka yang berbeda dengan sebelumnya.
"Iya, aku mau kuliah, aku mau kita konsen buat ujian nasional dan ujian menuju universitas yang kita mau. Aku mau tau seberapa sayang, cinta kamu ke aku dulu. Aku mau belajar mencintai kamu, aku mau membuka hatiku untuk pertama kalinya, aku mau semua itu berjalan dengan sendirinya di.." jelasku.
Adi tersenyum manis, dan..
"Oke, aku bakal selalu berusaha buat nunjukin aku beneran cinta, sayang sama kamu. Aku bakalan nunjukin kalo aku sama kamu bisa bersama-sama. Aku bakal rajin buat belajar agar aku lulus dan masuk universitas yang aku mau. Tapi dengan satu syarat.." jelas adi.
"Apa syaratnya?" tanyaku.
"Kamu gak boleh menghindar dariku, aku mohon" kata adi sedikit memohon.
Aku tersenyum dan mengangguk, mengiyakan persyaratan yang adi buat untukku. Adi tersenyum balik dengan senyuman yang amat manis dengan lesung pipinya.
"Pulang yuk, aku gak enak sama mama kamu..." ajak adi.
"Yukk.. " termimaku. Adi memanggil pelayan dan pelayan tersebut memberikan struk pembayaran. Adi membayar dan kamipun pulang menuju tempat parkir.
"Aku naik taxi aja ya di.." kataku.
"Eh, jangan! Gak baik buat kamu. Ini udah jam sembilan, aku gak enak sama mama kamu.. Aku anterin ya.." pinta adi.
"Tapii..."
"Gak boleh nolak.." potong adi.
Aku hanya diam. Adi memberikan jas yang ia kenakan untukku.
"Nih pake, ntar kedinginan lagi.." kata adi sembari memberikan jas yang ia pake.
Aku haya tersenyum. Aku memakainya. AKu menaiki motor dan aku menyusulnya.
"Udah?" tanya adi
"Udah..." jawabku.
"Pegangan ntar jatuh.." kata adi. Aku tak menghiraukan bujukan adi untuk pegangan.
Adi menancap gas motornya, dia seperti mendadak mengerem agar aku mau memeluknya. Dan...... Aku memeluknya dari belakang.
"Hangat banget Vii..." kletuk adi lirih. Tak sengaja aku mendengar yang adi ucapkan barusan. Aku hanya terdiam.
15 menit kemudian akhirnya sampai didepan rumahku. Aku turun.
"Makasih ya di.." ucapku sambil tersenyum.
"Iya sama-sam. Masuk gih..." kata adi menyuruhku untuk masuk.
"Ini jasnya.." kataku sambil melepaskan jas yang aku kenakan.
"Kamu pakai aja, aku gak dingin ko. Udah sana masuk.." suruh adi sekali lagi.
"Yaudah, kamu hati-hati ya. Aku masuk dulu ya.." kataku sambil membelokan badanku.
"Vii..." panggil adi, aku menoleh.
"Sampai ketemu besok yah di sekolah.." kata adi sambil tersenyum, aku membalas senyumannya.
Aku masuk kerumah dan adi pergi pulang.
"Assalamualaikum. Mah, aku balik.." ucapku.
"Wa'alaikumsalam. Iya de, aduh pake jas siapa tuh. Pasti pacar baru ya?" goda mama.
"Dih apaan sih mah. Aku mau kekamar dulu, ngantuk nih.." kataku meninggalkan mamaku.
Sampai kamar. Sms adi ah.
"Udah sampe? Lupa ngucapin Gnight...
Gnight ya di.." smsku.
Aku meletakkan hpku diatas meja lampu kamarku. Aku tiduran di atas kasuyr dan tak beberapa lama aku tertidur pulas.
Pukul 4.30 dini hari aku terbangun, aku membuka hpku. Ada sms dari adi.
"Udah nih, baru aja. Gnight to vii.." sms adi yang rupanya dikirim tadi malam.
Aku bangun, membereskan kasur. Lalu pergi sholat. Udah ada mama dan kaku yang sedang sholat subuh.
Pagi ini aku sekolah. Sekolah pagi besoknya sekolah siang, selang seling tiap harinya. Beberapa bulan aku, niken, adi dan radit sering belajar bareng walaupun kita beda jurusan, ada beberapa yang sama sih. Kadang belajar dirumahku, dirumah niken, dirumah adi, dirumah radit, atau di perpustakaan sekolah. Sering jalan bareng, nonton bareng, nonton festival bareng, apapun dilakuin secara bareng-bareng. Sampai-sampai kita ngebentuk band buat ujian praktek seni. Aku gak pernah ngrasa bosan sama persahabatan yang baru ini.
April, bulan yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa diseluruh Indonesia.
Pertengahan bulan april ujian dimulai, 4 hari berturut-turut. Rasa degdegan yang aku dan semua siswa pun mulai hilang. Tinggal menunggu hasil bulan depan. Seperti tahun-tahun sebelumnya sekolah mengadakan semua siswa mengikuti SNMPTN. Aku dan Niken memilih universitas di jakarta UNJ, kebetulan aku dan Niken mengambil fakultas yang sama Seni musik dan Pendidikan Ekonomi. Aku sangat berminat didunia musik.
Pengumuman kelulusan akhirnya sampai juga, semua siswa di sekolahku lulus 100%. Aku mendapat peringkat ke 3 di sekolahku dan niken menempati posisi ke 5. Bersyukur banget masuk peringkat. Beberapa minggu setelah kelulusan akhirnya pengumuman SNMPTN, hanya 23 siswa yang berhasil lolos di sekolahku.
Beruntung Aku, Niken, Adi dan Radit lolos. Alhamdulillah.
Sehabis pengumuman berlangsung kita gak saling ketemuan, niken menghabiskan liburan di kota neneknya, Jogja. Adi gak tau deh, dia ngilang. Radit juga aku gak tau. Semua lost contact sama aku.
"Mah, bete nih." ngeluhku.
"Kita jalan-jalan aja yuk. Cari buku atau perlengkapan kuliah kamu. Bentar lagi masukkan?" tanya mamah memberi ide.
"Boleh deh, aku siap-siap dulu ya.." kataku beranjak pergi dari tempat nonton tv.
"Mamah juga mau siap-siap de.." kata mamah menuju kamarnya.
15 menit kemudian aku dan mamah sudah berada di bagasi. Aku mengenakan kemeja merah kotak-kotak, kaos polos putih didalamnya dan celana jeans, kemejanya sengaja aku buka biar gak gerah. Mamah mengenakan baju berwarna krem dan bawahan rok.
"Naik mobil atau motor nih mah?" tanyaku.
"Mobil deh, kamu mau nyetir?" tanya mamah.
"Boleh deh..." kataku sambil mengambil kunci mobil di tangan mamaku. Akhir-akhir ini aku sering diajarin kakakku menyetir, katanya biar mandiri, tau deh alesannya gak masuk akal.
Setengah jam mencari-cari toko buku, akhirnya nemu juga. Gramedia.
"Mah, aku ke sana dulu ya..." kataku sambil menujuk ketempat yang isinnya novel semua.
"Yaudah sana, mamah mau cari majalah dulu. Hehee.." ujar mamah. Aku dan mamah berpisah.
Aku mencari beberapa novel yang aku inginkan. Remember When-ketika kau dan aku jatuh cinta, Hijabers in Love, Poet Cafe: Segentong Cinta Secangkir Puisi, dan Kira: Waktu Memaksaku Melepasmu. Itu novel yang aku cari-cari selama ini. Aku memutuskan untuk mencari buku-buku untuk kuliah. Ketika aku mencari buku tentang musik, tiba-tiba *brrrrrrrrrrrukkkkk*. Seseorang menabrakku hingga terjatuh. Sontak aku kaget.
"Auu,..." keluhku.
"Maaf.. Maaf.." kata seseorang , lalu tangannya memberikan kepadaku, seakan dia mau menolong.
"Kalo jalan liat-liat dong.." kataku sambil menerima pertolongannya. "Ko jadi degdegan gini ya?" batinku.
"Iya maaf.. Loh.. Via?" kata dia.
Aku menengok dan melihat wajahnya. "Adi??"
"Iya aku adi, hehee,, maaf ya tadi gak liat.." kata adi sambil tersenyum
"Iya gakpapa.." jawabku. "Pantesan degdegan gini.." batinku.
"Lagi cari buku buat kuliah yah Vii?" tanya adi.
"Iya nih. Btw kamu kuliah dimana?" tanyaku.
"UNJ. Kamu?" tanya adi balik.
"Wah bareng dong. Fakultas apa?" tanyaku balik.
"Musik, jangan bilang kalo kamu juga sama?" tanya adi mencoba menebak.
"Loh kok tau?" tanyaku
"Taulah, orang kamu lagi ngambil buku tentang musik.." ujar adi.
"Hehe, tau aja nih.." kataku sedikit malu.
Aku dan Adi mencari buku bersama-sama. Tiba-tiba..
"Vii, kamu masih ingat yang waktu itu kamu janjiin ke aku?" tanya adi sambil berhenti.
"Emm, yang mana yah di?" tanyaku balik
"Yang di cafe berdua.." kata adi.
"Oh, itu. Masih ko. Kenapa?" tanyaku balik.
"Jadi kamu udah ada jawaban?" tanya adi.
Mamah tiba-tiba datang dan memanggilku.
"De, udah belum?" tanya mamah mengagetkanku.
"Eh, mamah. Udah kok. Yukk.." kataku.
"Eh, ada nak adi.." kata mama sambil tersenyum
"Iya nih tan. Tante apa kabar? Lama gak maen kesitu. Hehe" kata adi sambil bersalaman dengan mamaku.
"Baik ko nak Adi. Nak Adi gimana kabarnya? Iya tuh, udah gak pernah ada yang main kerumah Via.." kata mamahku.
"Alhamdulillah baik tan. Kapan-kapan aku main deh tan." kata adi sambil tersenyum.
"Boleh ko. Yuk de.. Kita kekasir dulu ya nak Adi.." kata mamah mengajakku kekasir.
"Maaf di, bukannya aku gak mau jawab. Aku mau yang lebih special lagi dari kemaren. Semoga kamu mengerti.." batinku. Aku dan mamah pergi menuju kasir, meninggalkan adi.
Setelah ke gramedia, aku dan mamah memutuskan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, membeli beberapa baju, beberapa sepatu dan tas untuk kuliahku di sebuah mall besar di jakarta. 3 jam muter-muter akhirnya selesai dan pulang kerumah.
Sampai didepan rumah, mamah turun membukakan gerbang, aku memasukkan mobil ke dalam bagasi. Nampaknya kak Ian sudan menunggu dari tadi.
Aku turun dan mengunci mobil milik mamah.
"Lama banget, kayaknya ada yang habis borong nih.." goda kak ian, dengan muka nampak kesal.
"Hehe, maaf yah kak. Mamah tadi nganterin dede beli buku sama peralatan kuliah." kata mama sambil mendekat ke kak ian.
"Hehe, piss kakak. Aku beli novel baru loh.,.." godaku
"Yang bener. Boleh dong pinjem.." kata kak ian dengan muka yang amat gembira.
"Boleh kok kalem aja. Tapi ada syaratnya.." kataku.
"Apa?" tanya kak ian.
"Bawain belanjaanku semua ke kamar,. Hehe. Aku capek kak.." keluhku.
"Dih, gak mau......................." kata kak ian sambil meledekku.
"Oh, gitu. Gakpapa. Cukup aku aja yang baca novelnya. Weee.." kataku sambil melet.
"Yaudah deh, iya kakak bawain." kata kak ian mengambil belanjaanku dan membawanya ke kamar.
"Makasih kakak gantengg......." kataku berterimakasih.
Aku mengikuti kak ian berjalan di belakangnya. Sampai di kamar.
"Nih, 2 dulu..." kataku sambil memberikan 2 novel yang tadi aku beli..
"Asyikkk. Ntar lagi ya. Hehe" kata kak ian.
"Gampang, sana pergi aku mau mandi.." kataku sedikit mengusir.
Kak ian hanya diam dan pergi meninggalkanku dengan muka cengengesan, kayak habis dapet hadiah. Aku dan kak ian emang sama-sama menyukai novel, ada banyak ratusan novel yang sudah aku baca dan aku koleksi, salah satu novel favoritku adalah Cinta Pertama. Selesai mandi aku duduk di teras lantai atas, aku membaca novel yang aku beli tadi, Remember When-Ketika kau dan aku jatuh cinta. Baru beberapa lembar aku membacanya, tiba-tiba hpku bergetar tanda ada sms masuk.
"Vii, nanti malam bisa ketemuan gak? Adi" sms dari adi.
"Bisa ko. Dimana dan jam berapa?" balasku
"Di Cafe Ocha & Bella, jam 8 malam. Aku tunggu kamu disana.." balasnya.
Ketemuan dicafe yang sama.
Jam 7 malam aku siap-siap. Aku meminta ijin ke mamah. Dan mamah mengijinkanku.
Aku mengenakan kaos berwarna abu-abu bergambar pohon hijau, di luarnya aku mengenakan jaket baseball biru-putih, dan memakai kupluk.
Jam setengah 8 aku diantar kakakku.
"Sukses ya de ngedatenya. :p.." kata kak ian meledekku.
"DIh, apaan sih ka.... " kataku sambil turun dari motor.
"Kalo macem-macem hajar aja si.. Sapa tuh namanya?" tanya ka ian.
"Adi.." jawabku.
"Nah itu adi.. Yaudah sana, good luck ya dede kecil.." kata ka ian lalu berputar balik arah dan pergi meninggalkanku.
Aku masuk mencari tempat duduk yang kosong, akhirnya nemu.
Setengah jam lebih aku nunggu Adi, sampai minuman yang aku pesanpun habis.
Aku mencoba menelfon adi, tapi tak diangkatnya. Aku terus menunggu.
2 jam lamanya aku menunggu dan aku memutuskan untuk pulang, sebelum pulang aku membayar pesanan yang udah aku habiskan tadi. Kecewa sih ada pasti, tapi yaudahlah mungkin lagi ada urusan yang lebih penting. Aku berjalan menuju jalan raya mencari taxi. Setengah 10 waktu itu, aku melihat motor Adi mendekat ke arahku. Aku berlari untuk sembunyi, aku menuju ke belakang tempat mobil-mobil berparkiran, aku bersembunyi. Jujur aku gak suka diginiin.
Aku duduk ngos-ngosan di belakang mobil, ntah mobil siapa.Tiba-tiba.
"Ngapain ngumpet sih? Capek aku carinya" keluh seseorang tiba-tiba ia duduk disampingku. Aku menengok kearahnya dengan rasa kaget. Aku berdiri, aku pelan-pelan mencoba menghindar, dia berdiri mengikutiku. Memegang pergelangan tanganku.
"Lepas aku mau pulang di..." kataku sambil mencoba melepaskan pegangannya. Dan itu adi.
"Vii, aku minta maaf karna aku telat, tadi..." kata adi.
"Apa? Aku gak suka ya di giniin. Udah lepas aku mau pulang..." kataku memotong omongan adi dan berusaha melepaskan pegangan adi, adi semakin mempererat pegangannya.
"Tadi mamaku masuk rumah sakit aku harus nganterin dia Vii... Aku minta maaf Vii.." Kata adi memohon.
Aku kaget, aku diam, aku tak mencoba melepaskan pegangannya lagi..
"Vii, maaf. Aku janji gak bakalan giniin kamu lagi, janji.." kata dia dengan nafas tergesa-gesa.
"Oke aku maafin. " kataku tersenyum .
Adi langsung memeluku. Aku hanya diam. "Makasih banget vii udah mau maafin aku.." kata dia dan melepaksan pelukannya. "sumpah gak pernah ngrasain degdegan yang kaya gini" batinku.
Aku tersenyum. Adi kembali memegang kedua tanganku.
"Vii, udah sekitar setahun aku nunggu jawaban dari kamu. Dan kali ini, detik ini aku gak mau nunggu terlalu lama lagi. Aku gak sanggup. Jujur ini dari hatiku yang paling dalam, aku benar-benar mencintai kamu Viviana Putri Al-Gibran. Kamu maukan jadi pacarku?" tanya adi. Degdegan banget rasanya, gak kebayang, aku bingung apa yang harus aku lakukan.
Aku diam, memandangi wajah tanpan nan polos adi.
"Vii.." adi mengagetkanku.
"Eh.. Iya iya aku mau ko Adi Rizki Ananta..." jawabku sepontang. "Apa yang aku katakan tadi ya Tuhan??" batinku. Ini yang pertama kalinya aku belajar untuk cinta sama orang, untuk berani berpacaran, siap merasakan sakit hati..
Adi tersenyum dan akupun tersenyum. Adi memelukku dan aku membalas pelukannya. Aku dan adi pulang, ia mengantarkanku pulang.
Setelah aku jadian sama dia , jujur hari-hariku semakin terasa bahagia bareng dia, semakin semangat untuk kuliah, semakin semangat untuk ngejalanin segala aktivitas sehari-hari, pokoknya selagi ada dia. Mamahku dan kak ian mendukung hubungan kita. Mamah dan ayah sekaligus adik adi juga mendukung hubungan kita. Radit dan Niken juga udah jadian dan kita berdua gak tau..
Aku, adi, niken dan radit sama-sama ngejalani hubungan yang sama. Kita berempat selalu nglakuin hal-hal apapun dengan berbarengan.
Aku bahagia memiliki Adi.
Dan aku sangat bahagia memiliki sahabat seperti Niken dan Radit.
Aku bahagia memiliki kalian..


<<<<<<<<<<<<<<<The And>>>>>>>>>>>>>>>


           "Ketika aku jatuh cinta untuk yang pertama kalianya...."

0 komentar:

Posting Komentar