Jemariku
kaku
Otakku beku
Lihat, dia di sana
Lihat, dia tertawa
Ku coba mengulang memori,
Ku ingin menyelam ke dasar hati,
...
Dia tersenyum
Dia buatku murung,
Ah, sudahlah
kita memang sudah berpisah.
Begitu banyak yang ingin kutulis
amat ingin jari ini menari
dengan pena dan tinta
segala cinta tentang dirinya
meski tak ada lagi cinta kini
ingin hati bercerita banyak
mungkin tentang cinta
pasti tentang luka
puisi yang takkan pernah cukup untukmu
tentang hadiah yang belum sempat kuberi
tentang cerita yang terkubur selamanya
tentang perasaan yang tersimpan baik
tentang luka yang mengunyah jantung
tapi sudah kuputuskan
tak bisa aku tuliskan semua itu
agar perasaan ini tidak hidup lagi
rasa ini harus selamanya mati
hingga tiba saatnya aku pergi
menutup mata tak bangun lagi
Otakku beku
Lihat, dia di sana
Lihat, dia tertawa
Ku coba mengulang memori,
Ku ingin menyelam ke dasar hati,
...
Dia tersenyum
Dia buatku murung,
Ah, sudahlah
kita memang sudah berpisah.
Begitu banyak yang ingin kutulis
amat ingin jari ini menari
dengan pena dan tinta
segala cinta tentang dirinya
meski tak ada lagi cinta kini
ingin hati bercerita banyak
mungkin tentang cinta
pasti tentang luka
puisi yang takkan pernah cukup untukmu
tentang hadiah yang belum sempat kuberi
tentang cerita yang terkubur selamanya
tentang perasaan yang tersimpan baik
tentang luka yang mengunyah jantung
tapi sudah kuputuskan
tak bisa aku tuliskan semua itu
agar perasaan ini tidak hidup lagi
rasa ini harus selamanya mati
hingga tiba saatnya aku pergi
menutup mata tak bangun lagi